Artikel Masyarakat 3
NAMA : DIMAS PRASETYOKO
NPM : 12110041
KELAS : 1 KA 31
MATAKULIAH : ILMU SOSIAL DASAR
DOSEN : ASRI WULAN
ARTIKEL MASYARAKAT
KEHIDUPAN MASYARAKAT ARAB
Bukan hal yang mudah untuk menjelaskan budaya Arab karena hal ini menyangkut sejarah ribuan tahun. Selama berabad-abad, mereka mengalami beberapa masa kejayaan. Meskipun begitu, mereka lebih banyak mengalami masa perjuangan.
Kini, sekitar 40% orang Arab tinggal di kota-kota besar. Hal ini, entah bagaimana, telah menyebabkan ikatan tradisional keluarga dan suku putus. Kini, para wanita dan pria memiliki pendidikan yang lebih tinggi dan kesempatan kerja yang lebih besar. Semua itu, juga perubahan-perubahan yang lain, menciptakan "kelas menengah" baru dalam masyarakat mereka.
Komunitas imigran Arab (orang Arab yang tinggal di negara-negara bukan Arab) masuk dalam ketegori "kelas menengah". Karena para imigran Arab sangat terbuka terhadap budaya barat, budaya dan gaya hidup tradisional mereka telah mengalami banyak perubahan. Akibatnya, ikatan budaya mereka merenggang.
Ada berbagai jenis pekerjaan bagi sebagian besar imigran Arab. Hal ini sangat membantu kehidupan miskin mereka. Namun di sisi lain, hal tersebut mengendorkan ikatan tradisional keluarga mereka. Para wanita diberi kebebasan untuk meninggalkan rumah. Perjodohan dan tekanan sosial untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan agama tradisional pun semakin sedikit.
Dibanding struktur sosial di gurun atau desa Arab, struktur sosial para imigran Arab lebih rumit. Sekarang ini, kebanyakan imigran Arab mengakui jati diri mereka berdasar kebangsaan, bukan kesukuan.
Meskipun persatuan politik masih merupakan mimpi bagi masyarakat Arab, bahasa Arab masih menjadi pemersatu paling utama. Dalam upayanya melestarikan bahasa ibu mereka, Arab telah mempertahankan dua jenis bahasa Arabic. Jenis bahasa yang pertama adalah bahasa Arab klasik (classical Arabic), bahasa religius dan sastra yang diucapkan dan dituliskan secara seragam di dunia Arab. Jenis bahasa yang kedua adalah bahasa Arab untuk percakapan sehari-hari (colloquial Arabic), bahasa lisan informal yang berbeda-beda, tergantung dialek masing-masing daerah. Kedua jenis bahasa tersebut digunakan oleh orang-orang Arab yang berpendidikan.
Beberapa upaya untuk memelihara tradisi budaya, seperti penamaan anak, telah dilakukan. Umumnya, nama seorang anak Arab mencerminkan tiga elemen penting dalam kehidupan Arab: sanak keluarga, rumah, dan agama. Jadi, seorang bocah lelaki mungkin saja bernama Muhammad bin Ibrahim al Hamza. "Muhammad" merupakan nama religiusnya. Lalu "bin Ibrahim" adalah nama ayahnya. Dan "Al Hamza" berarti dia berasal dari desa Hamza. Para gadis juga diberi nama yang mirip, yang tetap digunakan meski setelah mereka menikah. Hal ini menunjukkan tradisi Arab Muslim, meskipun para wanita tunduk pada para pria, mereka tetap mempertahankan identitas, hak, dan ikatan keluarga mereka.
Penyunatan bagi laki-laki masih merupakan sebuah tradisi dalam masyarakat Arab. Acara ini digelar pada sekitar tahun ketujuh, dan diadakan sebagai pertanda masuknya anak laki-laki ke dalam masyarakat religius. Para gadis jarang disunat, kecuali di beberapa daerah yang terisolasi.
Awal mula masa Islam adalah saat "identitas Arab" memunyai arti bahwa semua orang Arab adalah keturunan dari seorang pria biasa. Oleh karena itu, menjadi orang Arab akan dihargai, dihormati, dan mendapat hak istimewa.
Apakah agama mereka?
Mohammad pertama kali mengajar ajaran Islam pada orang Arab di awal abad ketujuh. Penerusnya dengan cepat mengajarkan agama Islam secara luas. Ke mana pun orang Muslim pergi, mereka meninggalkan elemen budaya Arab mereka, termasuk agama mereka.
Hubungan sejarah antara orang Arab dan agama Islam masih sangat kuat. Sekarang ini, sekitar 93% orang Arab adalah Muslim, yang termasuk dalam sejumlah sekte: Shia ("Ithna Ashari" atau "Ismaeli"), Alawi, Zaidi, dan Sunni. Muslim Sunni adalah sekte paling besar.