Banjir Bandang Wasior

Nama : Dimas Prasetyoko
NPM : 12110041
Kelas : 1KA31
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar

 ILMU SOSIAL DASAR – ARTIKEL BENCANA ALAM INDONESIA 2010

                                               Banjir Bandang Wasior

         Banjir Wasior 2010 adalah bencana banjir bandang yang terjadi pada 4 Oktober 2010 di Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat. Banjir bandang terjadi karena kerusakan hutan di Wasior sekitar 30-40 persen hutan di kawasan Hutan Suaka Alam Gunung Wondiboi dan kawasan Taman Nasional Laut Teruk Cenderawasih mengalami alih fungsi, sehingga hujan tiada henti yang terjadi sejak Sabtu, 2 Oktober 2010 hingga Minggu, 3 Oktober 2010 menyebabkan Kali Angris dan Kali Kiot meluap dan membawa bencana bagi Wasior.

         Kerusakan hutan yang terjadi disebabkan karena banyaknya aktifitas penebangan kayu sejak 1990-an, jadi sudah sekitar 20 tahun terjadi aktifitas penebangan di Wasior. Penebangan hutan yang terjadi dilakukan oleh beberapa perusahaan kayu terbesar di Papua, ijin yang diberikan pemerintah disalahgunakan. Perusahaan-perusahaan tersebut melakukan penebangan tanpa batas dan tanpa memperhatikan dampak pada lingkungan sekitar. Aktivitas penebangan hutan berjalan tanpa perlawanan masyarakat karena perusahaan-perusahaan itu sudah mampu membayar ganti rugi kepada warga bahkan membangun kongsi dagang dari hulu sampai hilir. Disamping perusahaan-perusahaan besar, banyak oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang melakukan penebangan hutan besar-besaran secara ilegal.

        Banjir yang terjadi menyebabkan banyak infrastruktur di Wasior hancur termasuk lapangan udara di Wasior, sementara kerusakan juga menimpa rumah warga, rumah sakit, dan jembatan. Kerusakan yang terjadi disebabkan banjir yang terjadi membawa serta batu-batuan besar, batang-batang pohon, lumpur. Bencana banjir bandang yang terjadi juga mengganggu hubungan komunikasi, jaringan listrik terputus dan aktifitas masyarakat lumpuh.

       Banjir bandang juga menyebabkan 110 orang tewas dan 450 orang masih dinyatakan hilang. Sementara sebagian korban luka-luka dibawa ke Manokwari dan Nabire. Sementara sebagian korban luka lainnya dan warga yang selamat ditampung di tempat-tempat pengungsian. Akibat banjir yang terjadi yang merusak rumah warga dan infrastruktur banyak warga yang selamat memutuskan mengungsi ke Manokwari dengan menggunakan kapal laut.

*sumber : koran kompas 8-okt-2010 & www.google.com

        Pendapat saya tentang Banjir Bandang di Wasior, Semua musibah memang sudah ditakdirkan oleh Tuhan YME, namun sebagai manusia kita diwajibkan untuk berusaha melakukan yang terbaik guna mencegah musibah itu datang. Sebagai makhluk sosial kita perlu memperhatikan hak-hak orang lain & jangan mementingkan kepentingan pribadi. Lingkungan tempat tinggal perlu diperhatikan untuk mecegah bahaya bencana alam.

        Solusi yang harus dilakukan untuk mencegah bencana banjir bandang menurut saya, pemerintah sebagai pemegang kendali seharusnya mengeluarkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penebangan hutan, pemerintah juga dituntut untuk melakukan penanaman kembali hutan-hutan yang telah gundul akibat penebangan & pemerintahpun perlu melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang dampak dari penebangan hutan secara liar. Selain pemerintah, masayarakat sepantasnya ikut serta dalam melakukan pencegahan penebangan hutan secara liar agar tidak menimbulkan bencana alam seperti banjir bandang di Wasior tersebut.

Facebook Twitter RSS