Letusan Gunung Merapi

Nama : Dimas Prasetyoko
NPM : 12110041
Kelas : 1KA31
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar


    ILMU SOSIAL DASAR – ARTIKEL BENCANA ALAM INDONESIA 2010

                               Letusan Gunung Merapi

          Letusan Merapi 2010 adalah rangkaian peristiwa gunung berapi yang terjadi di Merapi di Indonesia. Aktivitas seismik dimulai pada akhir September 2010, dan menyebabkan letusan gunung berapi pada hari Selasa tanggal 26 Oktober 2010, mengakibatkan sedikitnya 28 orang tewas, termasuk Mbah Maridjan selaku juru kunci Gunung Merapi. Korban terus bertambah seiring dengan awan panas yang terus meluncur ke pemukiman para penduduk.

         Status Gunung Merapi dinaikkan dari Normal menjadi Waspada oleh BPPTK Yogyakarta pada tanggal 20 September 2010. Pada tanggal 21 Oktober 2010 Status berubah menjadi Siaga pada pukul 18.00 WIB. BPPTK Yogyakarta terus meningkatkan status Gunung Merapi hingga menjadi status Awas pada tanggal 25 Oktober 2010 tepatnya pada pukul 06.00 WIB. Sehari kemudian Gunung Merapi memasuki tahap erupsi. Menurut laporan BPPTKA, letusan terjadi sekitar pukul 17.02 WIB. Sedikitnya terjadi hingga tiga kali letusan. Letusan diiringi keluarnya awan panas setinggi 1,5 meter yang mengarah ke Kaliadem, Kepuharjo. Letusan ini menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km. Pada tanggal 27-28 Oktober 2010 Gunung Merapi pun meletus. Dari sekian lama penelitian gunung teraktif di dunia ini pun meletus hingga Gunung Merapi memuntahkan Lava pijar yang muncul hampir bersamaan dengan keluarnya awan panas pada pukul 19.54 WIB.

        Luncuran awan panas mengarah ke sektor Barat-Barat Daya dan sektor Selatan-Tenggara. Para korban yang selamat segera diungsikan oleh para TNI dan ABRI ke tempat yang jauh lebih aman. BPPTK menentukan jarak aman Merapi pada radius 15 killo meter, namun diluar perkiraan jarak tersebut masih dapat dijangkau oleh luncuran awan panas yang biasa disebut penduduk sekitar wedus gembel. BPPTK pun menaikan jarak aman Merapi menjadi radius 20 killo meter. Korban pun terus bertambah, evakuasi korban terus dilakukan oleh tim evakuasi dibantu dengan TNI dan ABRI. Sampai pada tanggal 3 November 2010 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis jumlah total korban tewas Merapi untuk sementara mencapai 116 orang. Dengan rincian,di Sleman 104 orang, Magelang 7 orang, Klaten 2 orang, dan Boyolali 3 orang. Jumlah tersebut belum termasuk 4 relawan yang tewas saat melakukan evakuasi. Sementara korban luka tercatat 218 orang. Adapun jumlah total pengungsi mencapai 198 ribu orang, terdiri dari 56 ribu orang dari Sleman, 62 ribu orang dari Magelang, 40 ribu dari Klaten, dan 30 ribu dari Boyolali. Selain menyebabkan korban tewas dan luka-luka, ribuan rumah warga yang tinggal di keempat kabupaten tersebut juga luluh lantah. Begitu juga dengan lahan pertanian dan hewan ternaknya.

         Bencana alam ini mengundang simpati Presiden, Presiden beserta rombongan bahkan menyempatkan diri melakukan penyisiran di lokasi-lokasi yang terkena dampak letusan merapi, Presiden dibantu dengan beberapa Mentri juga melakukan rapat yang berhubungan dengan penanggulangan bencana letusan merapi tersebut.

*sumber : www.detiknews.com & www.wikipedia.com

          Pendapat saya tentang bencana letusan gunung merapi, ya memang sudah tidak dapat dikatakan apa-apa bahwa merapi akhirnya meletus dengan letusan yang begitu dahsyat. Juru kunci Merapi Mbah Marijan pun telah tewas, banyak pelajaran yang dapat kita pelajari dari beliau terutama tentang arti dari sebuah kesetiaan & tanggung jawab yang seharusnya dimiliki oleh para petinggi di Negara kita ini. Merapi telah meletus tak ada yang dapat dilakukan selain berlingdung kepada Tuhan YME serta terus berusaha berjuang untuk hidup ditengah bahaya letusan. Saling membantu sesama untuk meringankan penderitaan sodara-sodara kita yang terkena bencana letusan ini. Sisihkan lengan baju untuk mengangkat sodara kita dari rasa penderitaan.

          Solusi yang dapat saya berikan adalah, Tim pemantau Gunung Merapi seharusnya lebih peka terhadap aktifitas Gunung Merapi yang semakin lama, semakin menunjukan aktifitasnya. Evakuasi penduduk harus segera dilakukan sebelum Gunung benar-benar meletus untuk meminimalisir banyaknya korban yang jatuh. Penyisiran di lokasi-lokasi terutama yang berdekatan dengan Merapi juga harus dilakukan untuk memastikan lokasi-lokasi tersebut telah kosong dari penduduk.

Facebook Twitter RSS